"Kekuatan sihir pada kisah adalah sesuatu yang sudah sangat
tua, setua peradaban manusia, dan kekuatan itu masih dan akan terus ada
sepanjang dunia masih ada. Tidak disangsikan lagi, bahwa bagaimanapun juga jiwa
pembaca kisah dan pendengarnya secara sadar ataupun tidak- akan hanyut dan
terbawa pada pentas peristiwa yang dikisahkan. Imajinasinya membuat dirinya
seakan merasakan langsung, kekagumannya pada sosok panutan, maupun penolakannya
pada tokoh yang dibencinya, menelusup ke dalam relung jiwanya. Dan Islam
mengetahui kekuatan fitrah manusia yang terdapat dalam metode kisah ini, dan
menemukan kemampuan kisah dalam menyihir hati manusia, karena itulah ia menjadi
salah satu media dan metode pendidikan dan pembentukan jiwa “.
(Muhammad Quthb, Manhaj At-Tarbiyah Al-Islamiyah )
Segala
puji bagi Allah Yang Maha mengatur dan tak pernah tidur, segala puji bagi Allah
Yang Maha Penyayang dan sayangnya tak terbilang, segala Puji bagi Allah Yang
maha Kasih dan tak pernah pilih kasih. Sholawat serta salam semoga selalu
tercurah kepada suri tauladan kita semua, yang telah mentarbiyah para
sahabatnya dengan karakter Rabbani yang sudah tentu dan layak kita ikuti.
Aku
mendengar ceritamu dari sini, sebagaimana kekuatan sihir pada kisah. Tapi
ceritamu itu belumlah sangat tua, bahkan ceritamu masih tercium bau yang harum,
seharum dan semerbak bunga kasturi. Entahlah..aku sadar atau tidak mendengar
ceritamu, namun harus kuakui, aku betul-betul terhanyut akan cerita yang kau
sampaikan.
Aku mendengar
ceritamu dari sini, saat seorang bunda menuliskan ungkapannya dalam catatan
seorang Bunda yang sedang terus belajar menjadi Orang Tua yang selalu dicintai
anaknya. Aku pun merasakan rasa kekhawatiran sebagai seorang ayah, sebagai
orangtua yang menyayangi anaknya. Harus kuakui sekali lagi rasa bangga kepada
rekan-rekan pembina yang berada disana yang mampu mengundang simpati anak-anak,
sehingga anak-anak tersebut merasa malu ketika dijenguk ayahnya.
Aku
mendengar ceritamu dari sini, saat seorang ananda peserta perjusa bercerita
panjang lebar kepada ibunya tentang banyak hal yang telah ia dapatkan dari
pengalaman perkemahan kemarin, dari mengenal karakter teman-temannya di
sekolah, baik sifat dan kebiasaan, senangnya ibadah bareng bersama temanya dan para
pembimbing, keseruan permainan, mengenali bagaimana team work, kekompakan dan
banyak lagi hal yg menyenangkan.
Aku
mendengar ceritamu dari sini, saat engkau tersenyum sumringah dengan
keberhasilan PERJUSA kemarin, karena telah memberikan gambaran utuh terkait
pemetaan karakter ananda, engkaupun merasa bangga dengan anak-anak yang hebat
itu, karena konsep yang dibuat di PERJUSA ini telah kembali kepada pedoman yang
benar sesuai dengan yang dimaksud oleh pendiri scouts "Boden Powell".
Aku
Mendengar ceritamu dari sini, ya bukan hanya mendengar bahkan aku melihat
keceriaan ananda,senyum sumringah para Pembina yang hebat dan tentunya
kebersamaan saat PERJUSA kemarin. Akupun merasakan rasa manis dari apa yang
kalian usahakan dan tak ingin ada rasa pedas, sepedas sambal yang tercecer
kemarin.hiks.
Aku
mendengar ceritamu dari sini, yang telah memberikan pengetahuan tentang
kekuatan fitrah insani, dari apa yang telah engkau ceritakan hingga menyihir
hati ini. Dan aku tak mau mendengar ceritamu lagi, karena esok biarlah aku yang
bercerita tentang keberhasilan karakter qurani dalam perkemahan akhir tahun
nanti.InsyaAllah. Salam Pramuka.
(Pondok Ranggon,22/2/2016)
Akhukum Fillah
Abu
Tsuraya
0 komentar:
Posting Komentar